Analis Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan lonjakan harga emas dipicu sentimen negatif ekonomi global. Imbasnya, pasar melarikan dananya kepada aset safe haven, seperti emas dan dolar AS.
Pertama, kenaikan emas didorong meningkatnya tensi perang dagang AS-China menyusul rencana Presiden AS Donald Trump mengenakan tarif tambahan 10 persen atas barang impor China mulai September senilai US$300 juta.
Kedua, China melakukan balasan dengan melemahkan kurs Yuan yang bertujuan membuat ekspor China lebih murah, sehingga mampu menutupi sebagian dari beban tarif yang diberlakukan oleh AS. Kondisi ini mengisyaratkan perang dagang mulai merambah ke perang nilai tukar mata uang, sehingga menambah kekhawatiran di pasar.
Ia bilang pasar akan terus mencermati kemajuan negosiasi dagang dua negara. Rencananya, AS-China kembali bertemu pada bulan ini."China masih akan melakukan negosiasi dengan AS, kemungkinan awal bulan ini akan membahas perdagangan kembali, apakah AS akan menunda bea impor sebesar US$300 miliar. Nah, kesepakatan ini yang ditunggu," katanya.
Ketiga, rencana Inggris keluar dari Uni Eropa atau British Exit (Brexit) mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Inggris melambat. Pada Juni 2019, ekonomi Inggris hanya mampu tumbuh 1,0 persen yang merupakan pertumbuhan terendah sejak Agustus 2013. Padahal, Inggris merupakan salah satu pusat perdagangan emas global.
Kondisi-kondisi tersebut, kata Ibrahim, membuka peluang penurunan suku bunga acuan yang lebih agresif dari bank sentral dunia. Pekan lalu, bank sentral Selandia Baru dan India telah mengerek turun suku bunga. Kemungkinan, lanjutnya, langkah ini akan diikuti oleh bank sentral Australia.
"Dengan dampak perang dagang ini, The Fed yang akan kembali melakukan pertemuan di September dan akan kembali agresif menurunkan suku bunga lebih dari 25 basis poin. Artinya ini positif bagi emas," katanya.Kenaikan emas global mempengaruhi kinerja emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam). Logam mulia sempat menyentuh harga Rp753 ribu per gram pada Kamis (8/8) lalu yang merupakan rekor tertinggi.
Namun, pada Senin (12/9), emas Antam turun Rp5.000 per gram menjadi Rp747 ribu per gram. Sementara itu, harga pembelian kembali (buyback) turun Rp4.000 menjadi Rp674 ribu.
Ibrahim memprediksi harga emas akan sedikit terkoreksi lantaran pasar melakukan aksi ambil untung atas kenaikan emas. Ia memprediksi harga emas global akan turun ke posisi US$1.477 per troy ons pada pekan ini
"Pada saat di harga US$1.477 per troy ons kesempatan untuk investor kembali koleksi emas," tandasnya.
[Gambas:Video CNN] (ulf/bir)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2YF1iHX
via IFTTT
No comments:
Post a Comment