Sebagai pembanding, pada Agustus 2018 lalu, tingkat harga cenderung turun atau deflasi sebesar 0,05 persen.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, secara tahunan, inflasi hingga pekan pertama Agustus mencapai 3,44 persen. Dengan kata lain, angka ini lebih besar dibanding inflasi pada Juli lalu yang mencapai 3,18 persen.
"Tapi, kami masih menganggap inflasi tetap stabil sejauh ini," jelas Perry di Gedung BI, Jumat (9/8).
Ia melanjutkan, biang keladi inflasi pada awal Agustus terdiri atas cabai merah dengan andil inflasi mencapai 0,09 persen. Kemudian, cabai rawit sebesar 0,05 persen, perhiasan sebesar 0,04 persen, dan air minum sebesar 0,01 persen.Di sisi lain, ia juga mencatat beberapa komoditas yang justru menyumbang deflasi. Yakni, tarif angkutan udara dengan andil 0,08 persen, bawang merah 0,04 persen, dan tomat sayur sebesar 0,04 persen.
"Inflasi kami perkirakan di bawah titik tengah sasaran kami, yakni 3 persen hingga 3,5 persen di akhir tahun," jelas dia.
Sebagai informasi, bank sentral menargetkan inflasi berada di level 3,5 plus minus 1 persen hingga akhir tahun.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi bulanan pada Juli lalu sebesar 0,31 persen dengan andil inflasi paling tinggi disebabkan oleh cabai rawit sebesar 0,06 persen, harga emas, dan pendidikan sebesar 0,92 persen. Adapun inflasi tahun kalender sepanjang periode Januari-Juli tercatat 2,36 persen.
[Gambas:Video CNN] (glh/sfr)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2M8cJRX
via IFTTT
No comments:
Post a Comment