Di kawasan Asia, rupiah hanya berada di zona merah bersama dolar Hong Kong yang melemah 0,01 persen. Sementara yen Jepang, won Korea Selatan, dan dolar Singapura stagnan.
Sementara, mata uang negara Asia lainnya berlabuh di zona hijau. Baht Thailand menguat 0,02 persen, ringgit Malaysia 0,03 persen, dan peso Filipina 0,13 persen.
Begitu pula dengan mata uang negara maju yang bergerak variasi. Franc Swiss dan euro Eropa berhasil ke zona hijau, masing-masing menguat 0,02 persen dan 0,01 persen.
Sedangkan poundsterling Inggris stagnan. Diikuti, dolar kanada yang melemah 0,03 persen, rubel Rusia minus 0,04 persen, dan dolar Australia minus 0,08 persen.Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra memperkirakan pergerakan mata uang Garuda masih akan tertahan di rentang Rp14.050 sampai Rp14.100 per dolar AS pada hari ini.
Sebab, belum ada sentimen baru yang mampu menggerakkan rupiah. Misalnya kelanjutan negosiasi perdamaian dagang antara AS dan China.
"Rupiah masih menantikan hasil dari negosiasi dagang," ucap Ariston kepada CNNIndonesia.com, Jumat (29/11).Sementara kelanjutan perdamaian dagang antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu masih menunggu respons China atas pengesahan RUU HAM Hong Kong oleh Presiden AS Donald Trump.
"Ini sebenarnya memberikan ketidakpastian hasil negosiasi dagang dan memberikan tekanan untuk rupiah," tandasnya.
[Gambas:Video CNN]
(uli/bir)
from CNN Indonesia https://ift.tt/35Pbn4l
via IFTTT
No comments:
Post a Comment