Dilansir dari CNN, Kamis (31/10), Airbus mengalami masalah teknis terkait mesin pesawat dan peningkatan produksi Air Cabin A321 yang didesain untuk menampung lebih banyak penumpang.
CEO Airbus Guillaume Faury menyampaikan beberapa perubahan akan mempengaruhi produksi. "Meningkatkan produksi dan mengubah sistem produksi adalah hal yang sulit dilakukan," ujar Faury.
Sejauh ini Airbus telah menerima lebih dari 6.650 pesanan pada pesawat jenis A320neo dari 110 pelanggannya di penjuru dunia. Belum lagi, pesanan besar untuk 300 pesawat dari IndiGo India.
Sementara, saingan Airbus, produsen pesawat asal Amerika Serikat Boeing, hanya mampu mengirim 301 pesawat. Terpaut jauh dari Airbus yang mengirim 571 pesawat komersial dari awal tahun hingga September lalu.Boeing sendiri mencatat kerugian sebesar US$5 miliar pada kuartal kedua untuk biaya kompensasi para keluarga dan kerabat penumpang korban jatuhnya dua pesawat 737 Max pada Maret lalu. Namun, Boeing mampu kembali ke profitabilitas pada kuartal ketiga.
Perbedaan keuntungan kedua produsen pesawat tersebut tercermin dari harga saham mereka dengan Airbus yang meningkat 54 persen pada tahun ini dibanding Boeing yang hanya meningkat 8 persen. Airbus juga menyampaikan keberhasilan komersil pesawatnya menyusul kenaikan 51 persen menjadi US$4,6 miliar.
[Gambas:Video CNN]
(hns/bir)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2BWWqjI
via IFTTT
No comments:
Post a Comment