Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Khalawi Abdul Hamid dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis, menjelaskan jumlah tersebut terdiri atas 68 persen rumah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan 32 persen untuk non-MBR.
"Sampai 20 Agustus 2018, sudah terbangun 582.638 unit. Kami optimistis bisa mencapai target, masih ada waktu empat setengah bulan lagi, bisa 100-150 ribu unit per bulan (terbangun)," katanya.
Sejak awal pencanangan Program Satu Juta Rumah (PSR) pada 29 April 2015 di Ungaran, Jawa Tengah, capaian program tersebut belum pernah mencapai target satu juta rumah.
Kendati demikian, jumlah capaiannya terus meningkat setiap tahunnya. Pada 2015, pemerintah berhasil membangun 699.770 unit, kemudian meningkat menjadi 805.169 unit pada 2016 dan pada 2017 mencapai 904.758 unit rumah.
Ada pun lokasi terbanyak pembangunan rumah untuk program tersebut masih didominasi di Pulau Jawa dengan kontribusi sekitar 60 persen.
Pelaksanakan Program Satu Juta Rumah terdiri atas pembangunan rumah susun sewa (rusunawa), rumah khusus, dan rumah swadaya dengan dana yang bersumber dari APBN dan APBD, rumah umum oleh pengembang yang difasilitasi atau disubsidi lewat APBN melalui skema Kredit Perumahan Rakyat (KPR) Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan subsidi selisih bunga, dan bantuan uang muka, serta rumah yang dibangun pengembang tanpa subsidi.
Program Satu Juta Rumah merupakan program yang diinisiasi oleh Pemerintah untuk terwujudnya percepatan penyediaan hunian layak bagi masyarakat, dalam rangka pengurangan backlog perumahan periode 2015-2019.
Baca juga: Pengembang siap sukseskan program satu juta rumah
Baca juga: Dirjen PU: 3,1 juta orang Indonesia punya lebih dari satu rumah
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Ahmad Wijaya
COPYRIGHT © ANTARA 2018
No comments:
Post a Comment